Bangga yang Subjektif




#KampusFiksi 10 Days Writing Challenge: Day 6

Manusia melihat segala sesuatu melalui sudut pandangnya. Sudut pandang setiap orang selalu berbeda-beda, tidak ada yang benar maupun salah. Begitu pula dengan hal-hal yang kita banggakan. Kebanggaan adalah hal yang subjektif, maka dari itu bisa saja kita bangga akan suatu hal sedangkan bagi orang lain itu ‘cetek’.

Saya pribadi memiliki beberapa kebanggaan namun orang lain meremehkannya. Tidak salah orang lain memandangnya sebelah mata karena sudut pandang ini. Berhubung ada kesempatan untuk sedikit bercerita, maka saya ingin membagi cerita mengenai hal yang saya banggakan tapi dianggap payah oleh orang lain.
Pertama-tama, ketika saya menemukan diksi-diksi baru (bagi saya sendiri) dan dapat mengembangkan gaya bercerita saya. Ada teman saya yang menganggap bahwa itu hal biasa, saya pun maklum saja karena dia sendiri kemampuannya telah di atas saya. Tetapi, menilik dari kemampuan saya dulunya, perkembangan ini terasa cukup baik untuk saya. Kedua, saya sangat bangga ketika berhasil memegang jangkrik dan memberikannya pada burung peliharaan saya. Konyol memang, tapi saya amat bangga ketika berhasil memegang makhluk kecoklatan dan ... (ugh) mengingat saya tidak bisa menyentuh binatang sejenis itu.
Ketiga, saya sangat bangga ketika saya mendapat ide (meski sederhana) untuk mengatasi suatu masalah. Selanjutnya saya cukup bangga karena dapat mengisi air accu sendiri, meski bagi beberapa orang itu sangat mudah. Kemudian saya sangat bangga ketika berhasil mendonorkan darah, mengingat selama ini saya sangat ingin mendonor darah namun selalu ada saja halangannya. Serasa saya mendapat timing yang tepat!
Dan terakhir (bukan benar-benar terakhir), saya dapat menulis semua ini. Aneh memang, hanya dengan menulis semua ini saya merasa bersemangat. Saya merasa senang dan bangga dengan diri saya sendiri meski orang lain tidak berpikiran begitu. Seperti yang dibilang tadi, kebanggaan adalah hal yang subjektif. Kalau kita bangga pada suatu hal, tidak perlu orang lain juga bangga. Apresiasi diri kita apa adanya. Diri kita layak mendapat apresiasi yang pantas...

ELR
23/1/17 pk 22:47

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Novel Remedy karya Biondy Alfian

My First Solo Traveling Express to Batu, Malang (Ketika si Terisolasi Keluar dari Cangkangnya)

KETIKA KAMU MERASA TIDAK RUPAWAN