Ramalan Shio
Shio
babi
Merupakan sosok yang
murah hati, ramah, bertoleransi, jujur, naif, cinta perdamaian, dan sangat
sosial. Dia tidak menyukai suasana ketidakharmonisan, persaingan, pertengkaran,
kritikan, adu argumentasi, apalagi perang. Kemudian dia suka menolong dan sangat
mudah percaya pada orang lain, tapi sayangnya hal itu membuatnya sering
dimanfaatkan orang lain. Orang ber-shio ini dapat menjadi pekerja yang rajin
sekaligus senang hura-hura karena menurutnya kedua hal tersebut tidak dapat
dipisahkan. Untuk soal cinta, shio babi ini sangat setia dan jika bertepuk
sebelah tangan akan meratapi cinta dalam waktu yang lama. Tetapi dia tidak akan
tanggung-tanggung ketika tengah jatuh cinta, apa saja rela ia lakukan untuk
membuat orang yang dicintainya senang.
Karita semringah usai membaca buku
perihal shio yang sangat dipercayainya, baginya buku itu adalah kitab suci yang
patut dipercayai. Tapi hal yang membuat hatinya berbunga-bunga saat ini
bukanlah bacaan itu, bukan, melainkan tentang seseorang yang ber-shio babi. Gadis
itu meletakkan buku bersampul putih tersebut di meja perpustakaan, kedua
matanya bergerak lincah mengamati langit-langit, ia tengah membayangkan orang
yang ditaksirnya. Lexus. Kakak kelasnya yang duduk di kelas XII IPS 3, cowok
paling kece yang pernah dilihatnya. Gaya berpakaiannya memang terlihat slebor,
tapi justru itulah daya tarik cowok penggemar basket itu.
Semenjak
masuk sekolah ini, Karita langsung jatuh hati padanya, tapi sayang ia tidak
berani mendekati Lexus. Pertama, karena cewek itu gengsi. Kedua, dia takut
cintanya bertepuk sebelah tangan. Sebenarnya Karita sudah antisipasi untuk
penyebab kedua, toh Lexus cowok populer sehingga pasti banyak cewek
menyukainya. Awal mula Karita tertarik pada Lexus adalah ketika gadis itu tidak
sengaja terantuk bola nyasar dari cowok berambut cepak tersebut. Dengan panik
Lexus berlari kecil menghampirinya dan mengelus puncak kepala Karita, tidak
sampai di situ, bahkan ia juga langsung melesat ke kantin untuk membeli minuman
dingin kesukaan Karita sebagai tanda permintaan maaf.
Berkhayal
tentang Lexus membuat wajah Karita berseri-seri sendiri, lekaslah ia menyentuh
wajahnya dan menenangkan diri. Selalu begini, selalu saja Karita jadi aneh saat
membayangkan cowok itu. Hmmm...
Murah hati, ramah,
bertoleransi, jujur, naif, cinta perdamaian, dan sangat sosial.
Ternyata
Lexus bukan cowok yang naif dan cinta perdamaian. Untuk poin lainnya memang
hampir benar, tapi sayangnya kedua hal tersebut tidak. Karita dapat
menyimpulkan demikian karena ia telah melihat sendiri buktinya.
“Kamu kira aku bakal
diem aja diginiin? Nggak lah, aku bukan cowok baik nan polos asal kamu tahu! Kamu
harus tahu, hukumku itu hukum rimba. Mata tuker mata, darah dibayar darah,
nyawa diganti nyawa!” seru Lexus siang tadi pada cowok lain, tanpa banyak
bicara lagi mereka langsung adu tinju hingga cairan kemerahan tumpah dan
menghiasi lantai kelas.
Usut
punya usut, Lexus dan Geraldo―Karita baru tahu nama cowok lawan Lexus―berkelahi
disebabkan konflik internal di klub basket. Geraldo menghina Lexus sehingga ia
harus menerima luka di sekujur tubuhnya, sementara Lexus mengambil jatah
skorsnya. Meski begitu, wajah Lexus tampak puas.
Dan
juga Lexus malah menyukai suasana perang, tawuran sekaligus perkelahian. Dengan
amat terpaksa Karita mencoret karakteristik tersebut dari ramalan sifat Lexus.
Penjelasan
sifat yang selanjutnya sangat dibenarkan oleh Karita mengenai hura-hura,
malahan Lexus adalah cowok yang hobi senang-senang namun tidak suka bekerja
berat. Pembawaannya saja sudah terlihat.
Yah,
meskipun Lexus bersikap dan bersifat selayaknya bad boy, Karita tetap
menyukainya. Segenap keberanian dia kerahkan hanya untuk mengajak Lexus jalan-jalan
ke mal. Tentunya sehari sebelum janji ketemuan gadis penggemar lipbalm tersebut berbenah agar dirinya
bisa tampil semaksimal mungkin di hadapan Lexus.
***
Ia
ingin merobek dan menelan buku shio itu. Sungguh. Saat ini Karita tengah duduk
di atap mal Delta dan sempat terbersit di pikirannya untuk melompat saja. Untungnya
sekarang otaknya tengah waras dan memberi beberapa opsi apabila Karita memutuskan
untuk bunuh diri. Ia belum menikah, ia belum merilis album perdana untuk bidang
tarik suara, bahkan ia belum membuktikan pada kedua orangtuanya kalau dia
sanggup hidup sendiri. Huft. Cengkeramannya pada selembar kertas yang memang
sudah lecek dari awal makin kuat, gadis itu berharap semua ini hanya mimpi
buruk. Ya, mimpi buruk.
***
“Apa kamu
tertarik padaku, Kar?” tanya Lexus langsung, tepat sasaran dan tanpa basa-basi.
Kedua manik matanya menatap Karita lurus tanpa seberkas cahaya yang menandakan
kebahagiaan.
“Ummm, aku tertarik
pada Kak Lexus sebagai teman. Sumpah!” sahut Karita dengan wajah gugup,
diteguknya Lychee Float untuk mendinginkan kepala, hati, dan nyawanya.
“Oh ya? Beneran??” goda
Lexus makin menjadi, sesaat kemudian ia membalik-balik menu berbentuk kalender
di meja. Menu Pizza Hut tersiar di matanya untuk sesaat.
“Iyaaa!!!” Oke,
aku rasa aku berlebihan. Batin Karita dengan
wajah semerah apel Batu.
Sejurus kemudian, Lexus
mendekatkan wajahnya ke seberang meja, tepatnya ke arah Karita. Sekarang wajah
mereka sungguh dekat, kalau diukur dengan mistar mungkin hanya mencapai lima
sentimeter paling jauh. Wajah Lexus berkali-kali lipat lebih ganteng apabila
ditatap dengan dekat, dan sekarang Karita merasa meleleh seperti eskrim. Ternyata
Lexus tidak berhenti di situ. Ia masih mendekat, terus mendekat, makin
mendekat, sangat dekat, hingga terlalu dekat untuk dibilang dekat. Ia juga
mengembuskan napasnya yang beraroma menthol.
“Aku aseksual.”
Seketika itu angan
Karita yang telah sampai di langit ketujuh langsung terjun bebas hingga ke
neraka.
***
Ditatapnya
gumpalan kertas catatan mengenai shio babi―khususnya tentang Lexus―dengan perasaan
bercampur-aduk. Sedetik kemudian gumpalan tersebut melompat dari gedung lima
lantai itu, berbaur bersama angin dan menyatu dengan tanah. Karita mengayunkan
kaki sembari menghela napas berat, sesekali matanya melirik ke bawah memastikan
lembaran ramalan tersebut duduk manis di tanah.
Aku nggak percaya sama semua
ramalan (lagi)....
Flashfiction ini diikutkan #NulisBarengAlumni #KampusFiksi dengan tema #Babi :D
Komentar
Posting Komentar