Risiko Jatuh Cinta


Cinta menatap tempat sekitarnya dengan pandangan dalam. Dia baru saja tiba di tempat ini beberapa menit lalu, namun sudah banyak kejadian yang tersaji di hadapannya. Dia dapat mendengar isi hati dari tiap orang yang dilihatnya. Mereka berharap keadaan sesuai dengan harapannya, tetapi yang terjadi tidak selalu demikian. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar apa yang diinginkan terjadi. Cinta telah mencatat beberapa hal tersebut.

Ketampanan/kecantikan. Kekayaan. Popularitas. Kedudukan yang tinggi. Dan kepribadian yang menarik. Hal-hal tersebut memang terkesan terlalu duniawi tapi memang itu yang dibutuhkan agar perasaan seseorang bertumbuh. Beberapa manusia di sekitarnya memiliki persyaratan tersebut, dan ada juga yang tidak. Dan dapat ditebak, beberapa orang perasaannya ditolak.

Beberapa menit ke depan terjadi peristiwa yang lumrah dilihat cinta. Orang-orang ditolak. Kemudian hati mereka patah berkeping-keping. Cinta dapat mendengar tangisan meraung-raung dalam hati dan benak mereka. Dia tidak kasihan, dia tidak merasa iba. Menurutnya ini adalah konsekuensi yang seharusnya mereka sudah pahami sejak awal. Ketika seseorang merasakan jatuh cinta, seharusnya dia sadar bahwa dia juga harus siap patah hati. Maka dari itu mendapati mereka semua patah hati sudah tidak menggoyahkan belas kasihan cinta.

Makhluk berjulukan cinta tersebut menatap mereka dengan dingin. Sekiranya di tempat ini ada sembilan orang yang tengah patah hati. Cinta mendata nama orang-orang satu per satu. 
Mellyana, 22 tahun, patah hati ditolak cowok yang ditaksirnya semenjak kuliah. 
Rendy, 18 tahun, patah hati melihat cewek yang ditaksirnya jadian dengan sahabatnya sendiri. 
Matrix, 16 tahun, patah hati mengetahui cewek yang disukainya membencinya setengah mati. 
Danial, 32 tahun, patah hati karena tunangannya membatalkan pernikahan secara sepihak. 
Septha, 19 tahun, patah hati karena pacarnya berselingkuh dengan teman baiknya. Marya, 25 tahun, sedih mendalam karena kekasihnya meninggal dunia akibat kecelakaan. 
July, 45 tahun, patah hati karena harus bercerai dengan suaminya akibat perbedaan pendapat. 
Viola, 15 tahun, patah hati karena terlambat mengetahui dia mencintai sahabatnya setelah cowok itu jadian dengan teman seangkatan mereka. 
Dan terakhir Eduardo, 30 tahun, patah hati setelah wanita yang dicintainya sedari dulu menikah dengan pria lain.

 


Cinta mendekati semua manusia tersebut satu per satu. Dia menawarkan solusi agar mereka tidak merasakan sakit lagi. “Cinta telah memberimu rasa sakit yang tidak tertangguhkan. Aku akan menawarkan padamu satu solusi untuk mengobati rasa sakit tersebut.” Cinta mengucapkan kalimat tersebut lamat-lamat.

“Solusi apakah itu??” tanya semua manusia berhati patah itu.

“Kau tidak akan merasakan patah hati jika tidak merasakan cinta. Solusi yang kutawarkan adalah menarik cinta dari hidupmu agar kau tidak menderita lagi hingga akhir hidupmu.”

Dan yang mengejutkan adalah mereka semua yang patah hati ternyata menolak tawaran cinta. Ada salah satu jawaban yang paling diingat oleh cinta.
“Kalau memang solusi terbaiknya adalah tidak lagi merasakan cinta, lebih baik aku menderita seumur hidupku. Aku tidak keberatan menderita sepanjang hidupku, asal hidupku tidak hampa. Tanpa cinta, hidupku akan hampa dan terasa kosong. Mungkin memang perasaan patah hati adalah perasaan paling menyedihkan yang kurasakan, tetapi perasaan cinta adalah perasaan paling indah dan membahagiakan yang pernah kualami.” Marya, salah satu partisipan patah hati menjawab demikian.

“Kau yakin dengan keputusanmu agar tetap merasakan cinta?” tanya Cinta sekali lagi.
Marya mengangguk dengan mantap.

“Baiklah. Aku akan membiarkan perasaan cinta tetap berada di dalam dirimu.”
Dan gadis itu menerimanya dengan setetes airmata jatuh mengaliri pipinya.

Begitu pula semua manusia di sana menerimanya dengan penuh rasa syukur yang diiringi sebulir kristal bening jatuh dari pelupuk matanya.

Cinta tidak habis pikir. Manusia selalu menderita akibat cinta, tetapi mereka tidak pernah jera. Semenjak dulu hingga sekarang mereka tetap memilih jawaban yang sama, meski mereka menderita tapi itu tidak masalah. Mereka memang makhluk yang merepotkan. Tapi itulah manusia....

ELR
diunggah pada 1/9/18 
pembuatannya tidak ingat xD

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Novel Remedy karya Biondy Alfian

My First Solo Traveling Express to Batu, Malang (Ketika si Terisolasi Keluar dari Cangkangnya)

KETIKA KAMU MERASA TIDAK RUPAWAN